Sebuah video mesum beredar di jejaring media sosial Facebook,
Minggu (18/3/2018) siang yang diunggah pemilik akun Facebook Biak Sempadian.
Namun, tidak lama setelah diunggah, video tersebut dihapusnya.
Meski telah dihapus di Facebook, tetapi video adegan itu
telanjur menyebar di WhattApp (WA).
Video berdurasi 22 detik itu, dimulai dengan sekerumunan
orang (warga).
Terlihat ada banyak kaki yang tidak mengenakan alas.
Video sepertinya diambil menggunakan handphone dan
pengambilan gambar awalnya tidak fokus.
Sampai kemudian, video menyorot seorang gadis di lantai.
Gadis tersebut terlihat tidak berdaya dan beberapa kali
menutupi wajahnya.
Tak lama kemudian, ada seorang pemuda yang mengenakan kaos
oblong merah dan celana jeans biru tua.
Terdengar suara orang berteriak-teriak meminta agar keduanya
difoto.
“Foto-foto jak (saja). Biak mane kau (Orang mana kamu),” kata
seseorang dalam video tersebut.
Pemuda yang mengenakan kaos merah pun menjawab.
“Biak Setinggak,” jawabnya.
Penelusuran Tribunpontianak.co.id, Setinggak adalah sebuah
dusun di Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
Dalam video tersebut terlihat, seorang warga memegang leher
si pemuda dengan kuat.
Kuat dugaan, pemuda tersebut dipaksa warga untuk
mempraktikkan kembali yang baru saja dilakukannya.
Warga kemudian bertanya kepada pemuda tersebut, ceweknya
orang mana.
“Cewekmu biak mane (orang mana),”
Ia menjawab singkat. “Biak Malek."
Malek adalah sebuah desa di Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas.
Setelah dipaksa memberikan contoh, si pemuda kemudian diminta
menjauh.
Pemuda tersebut kemudian berbicara bahwa ia tidak sendirian.
“Kawan kamek ada sorang agek Bang (kawan saya ada satu orang
lagi Bang,” ujarnya.
Pemuda itu lantas menyebut sebuah tempat.
“Sungai Rotan,” jawabnya.
Warga lalu memintanya tidak melarikan diri.
“Kau rannah-rannah sie (Kamu jangan ke mana-mana),” pinta
warga.
Kemudian ada warga kembali bertanya pemuda tersebut anak
siapa.
“Anak Si Mul,” jawab pemuda yang sudah terlihat tidak berdaya
tersebut.
Warga ada yang kembali bertanya pacarnya orang mana.
“Cewekmu biak mane (Cewekmu orang mana),” tanya warga.
Si cewek pun menjawab.
“Aku bukan ceweknye Bang. Aku ade masalah dengan Abangku
Bang. Aku daan tau nak ke mane. (Aku bukan ceweknya Bang. Aku ada masalah
dengan Abangku. Jadi aku tidak tahu mau ke mana),” jawab si cewek.
Warga kemudian ingin memastikan jawaban tersebut. “Inyanlah
ye (Benarkan itu),” tanya warga.
“Inyan aku daan tau Bang. Aku ade masalah dengan Abangku. Aku
daan tau nak ke mane. (Benar Bang. Aku tidak tahu Bang. Aku ada masalah
dengan Abangku. Aku tidak tahu mau ke mana),” jawabnya lagi.
Warga ternyata mengambil handphone si pemuda tersebut.
“Hpmu daan ape-ape kalak kamek ambek kalak. (Hpmu tidak
apa-apa. Nanti kami ambilkan),” tegas seorang warga.
Si cewek kemudain meminta ampun kepada warga.
“Tullong be ampunek aku. Aku daan tagu nak kemane. (Tolong
ampuni aku. Aku tidak tahu mau ke mana),” pintanya merengek.
Warga lantas hendak mengadukan keduanya kepada Ketua RT.
“Pak RT siap tok we (Pak RT sudah siap nih),” ucap
seorang warga.
Warga lainnya menimpali. Ia menyebut si cewek ternyata masih
kecil.
“Maseh kaccik kau ye we (Masih kecil kamu itu),” ujarnya.
Sama seperti si cewek, si pemuda juga minta agar tidak dibawa
ke RT.
“Tullong aku be Nang. (Tolong saya bang),” pintanya.
Warga cepat merespon. “Sape nak nullong kau. (Siapa mau menolong
kamu). Kau jak tak mau menolong, mempraktikkannya dengan kami,” jawab seorang
warga lainnya.
Seorang warga lain kemudian menyebut-nyebut sebuah motor.
“Oh motor barulah, make melanjit kau ye ie. (Oh Kamu
punya motor baru. Makanya mau gatal seperti itu),” teriak seorang warga kepada
si pemuda.(*)